Monday, June 20, 2011

Belajar Hidup dari Si Anak Dusun dalam "Serdadu Kumbang"

Libur sekolah akan tiba....

Film produksi Alenia (Ari Sihasale - Nia Zulkarnaen) ini resmi tayang menyambut musim liburan yang tiba tak lama lagi. Ari Sihasale menyutradarai film anak/keluarga yang dibintangi beberapa aktor/aktris tidak asing lagi, seperti Titi Sjuman (Siti, ibu dari Ame), Asrul Dahlan (Zakaria, ayah dari Ame), Putu Widjaya (Papin), Nia Zulkarnaen (dokter), Leroy Osmani (Opan, guru), Surya Saputra, Lukman Sardi (Halim, guru), Fanny Fadila, Dorman Borisman (Budi, Kepala Sekolah), Ririn Ekawati (Halimah, guru), dan Melly Zamri (Rukiyah, guru).

Keberadaan para aktor atau aktris tersebut seakan jadi sekedar pemanis belaka.  Yang biasanya menjadi tokoh sentral, tapi tidak untuk kali ini. Cerita berfokus pada Yudi Miftahudin yang memerankan tokoh utama bernama Ame, si anak dusun dari NTB, bersama dua sahabatnya Acan (Fachri Azhari) dan Umbe (Aji Santosa), serta kakak perempuannya Minun (Monica Sayangbati).

(source: internet)
Ame merupakan anak yang setia kawan dan selalu ingin belajar dengan rasa ingin tahu yang tinggi.  Tetapi, Ame tidak bisa mengikuti pola ajar yang diterapkan sekolahnya.  Hukuman setiap kali terlambat, dan hukuman lainnya setiap melakukan kesalahan. Sampai dirinya berucap,"Saya ingin sekolah tapi selalu dihukum," ucap Ame dengan kepolosannya. Ame pun berteman dengan televisi sebagai sumber informasi untuk menjawab rasa "haus"-nya akan informasi.

Halim lah sang guru tegas dan galak yang selalu mencoba menerapkan disiplin dengan hukuman dan hukuman. Untungnya ada Halimah dan Opan, gurunya yang sabar dan perhatian.  Atau, Papin seorang tetua yang selalu memberikan pelajaran dengan cara yang lebih bersahabat di luar sekolah, dan selalu siap menjawab pertanyaan anak-anak.

(source: internet)
Film ini berhasil mengeksplorasi keindahan lokasi Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.  Bukit Mantar merupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Sumbawa Barat.  Lokasinya yang berada pada ketinggian 800 meter di atas permbukaan laut (dpl) yang memperlihatkan pemandangan laut lepas dan keindahan alam Sumbawa.

Tidak hanya itu, lagu-lagu pengiring juga easy listening, enak didengar. 
 

Film ini mengisahkan kepolosan anak-anak dusun yang menjalani kehidupan sederhana apa adanya.  Seperti terungkap dalam percakapan saat membahas rencana bolos.  Ame, Acan, dan Umbe membicarakan alasan untuk membolos.  Salah satu dari mereka mengucap kalau bohong itu dosa, tapi ditimpali lagi oleh yang lain bahwa bolos itu juga dosa...
(source: internet)
Konflik yang tidak fokus jadi kelemahan film ini, tidak adanya permasalahan utama yang jadi pusat cerita.  Terlalu banyak hal yang ingin diangkat hanya dalam 90 menit.  Tapi, yang pasti, kisah seputar anak dusun bernama Ame ini mengajarkan bahwa kekurangan diri tidak jadi batasan dalam belajar dan meningkatkan kemampuan diri.  Selain itu, penegakan disiplin belajar tidak harus disertai kekerasan. "Serdadu Kumbang" memberikan edukasi secara positif dan menyentuh realita hidup. --- 

No comments:

Post a Comment