Monday, May 30, 2011

Dunia Perempuan dalam "7 Hati, 7 Cinta, 7 Wanita"

Sejujurnya, dari poster film yang terpajang, film ini tidak terlalu menarik hati untuk ditonton.  Meski telah beberapa kali melihat posternya tanpa sengaja, dan memasang nama besar Jajang C Noer, serta artis terkenal lainnya seperti Marcella Zalianty ataupun Olga Lydia.  Tapi, jadi satu-satunya film Indonesia diantara film produksi luar yang diputar di Blitz Megaplex Paris van Java (per 27 Mei 2011), membuat hati tergerak untuk membeli tiketnya dan melangkah memasuki audi tempatnya diputar.

Hasilnya memang tidak mengecewakan.  Film ini bagus.  Ide cerita terbilang realistis, yang mengangkat berbagai sisi kehidupan wanita saat ini.  Akting para pemain juga terlihat natural tanpa kejanggalan. Sinematografi dan editing juga tidak memperlihatkan cela yang menonjol kasat mata...  Tidak hanya itu, 6 nominasi dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2010 berhasil diboyong film ini.  Total 3 penghargaan berhasil dibawa pulang, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik untuk Happy Salma dalam FFI 2010 dan Indonesian Movie Award (IMA) 2011, serta Pendatang Baru Pria Terbaik untuk Rangga Djoned dalam IMA 2011.  Tidak hanya tayang di negara asalnya saja, film ini juga telah diputar di Melbourne Australia (Agustus 2010).

Menelusuri beberapa situs internet, ternyata film ini awalnya akan dibuat film pendek berjudul "Aku Perempuan".  Tetapi akhirnya, jadi film layar lebar dengan judul "7 Hati, 7 Cinta, 7 Wanita".  Sutradara Robby Ertanto terbilang berhasil mengisahkan kehidupan 7 wanita dalam berbagai lika liku permasalahannya.  Seakan menegaskan jawaban dari pertanyaan, "Korban wanita atau wanita korban?"

Kisah berputar di kehidupan seorang dokter wanita spesialisasi kandungan, bernama Kartini (Jajang C Noer) yang menjadi tokoh sentral.  Kartini harus bersentuhan dengan realita hidup rekan kerja dan pasien yang membuatnya terhanyut dalam ragam permasalahan.  

(source: internet)

Saat dirinya harus bersabar menghadapi Dokter Rohanna (Marcella Zalianty) yang muda, ambisius, pintar, dan memiliki sifat terbuka tanpa memprioritaskan sopan santun, sehingga sering membuatnya berbenturan dengan seniornya.  Rohanna yang memiliki keberanian dan ketegasan sikap, tapi bersikap lembut pada orang tuanya.  Cobaan dihadapkan pada Kartini saat harus melihat pasiennya bernama Lili (Olga Lydia) datang dengan lebam-lebam biru bekas pukulan, hasil perbuatan sang suami yang memiliki kelainan seksual.  Lili mencoba kuat menghadapi semuanya, dan menolak bantuan siapapun, termasuk Kartini.

(source: internet)

Atau ketika Kartini harus menenangkan seorang pelacur bernama Yanti (Happy Salma) yang divonis penyakit berat.  Yanti yang bersedih mencoba tegar menghadapinya.  Kartini pun mengelus dada saat mengetahui kehamilan seorang anak SMP bernama Rara (Tamara Tyasmara) tanpa memasuki gerbang pernikahan.  Rara yang gamang tetap bersikeras untuk mempertahankan kehamilannya.  Lain lagi dengan pasiennya, Ratna (Intan Kiflie), yang membuatnya terenyuh. Tegar berjuang untuk memiliki anak selama 5 tahun.  Dalam kondisi hamil tua, Ratna tak goyah bekerja keras siang dan malam demi keluarganya.

(source: internet)
(source: internet)
(source: internet)



















Kesabaran Kartini kembali diuji saat harus berhadapan dengan pasiennya yang pemarah dan pengatur, Ningsih (Patty Sandya).  Bermula dari kekecewaannya terhadap sikap sang suami yang tidak sesuai harapan, Ningsih pun ingin agar anaknya laki-laki dan kelak bisa dia atur menjadi laki-laki yang dia harapkan.  Senyum Kartini pun mengembang melihat pasangan Lastri (Tizza Radia) dan suaminya yang terlihat bahagia.  Lastri yang baik hati dan ramah, didampingi suaminya yang begitu sabar dan setia. 

Tapi, segala yang terlihat terkadang tidak seperti yang terasa.  Apakah mereka seberani, sekuat, setegar, sebahagia, seperti yang terlihat?  Para tokoh terlihat menjalani masalah dan hidupnya masing-masing.  Ternyata, satu sama lain bertemu di satu titik dan mengalami akhir tak terduga. ---





No comments:

Post a Comment