Showing posts with label Travel (domestic-culinary). Show all posts
Showing posts with label Travel (domestic-culinary). Show all posts

Sunday, July 10, 2011

Bandung: Surabi Tasik Pa Iyoy

Mencari-cari cemilan di pagi hari yang dingin kala akhir pekan, membuat terpikirkan untuk membeli serabi.  Makanan berupa adonan tepung yang dibakar dalam tungku arang dengan tempat cetakan pembakaran yang terbuat dari tanah liat.

Rasa asli hanya ada dua rasa, manis dan asin.  Untuk rasa manis, serabi biasanya polos dan dimakan bersama dengan gula merah cair.  Untuk rasa asin, di bagian atas serabi ditambahkan oncom yang dibumbui pedas.  Meski seiring perkembangannya, sekarang ini serabi makin banyak dibuat bentuk kreativitas lain, dengan isi yang bermacam-macam.

(source: private)
Pagi hari itu, kaki pun melangkah ke daerah Ledeng, melalui Jalan Sersan Bajuri.  Tidak jauh dari arah menuju Pondok Hijau, berdiri kios serabi dengan penjual asal Tasikmalaya bernama Bapak Iyoy.  Tampilan serabi standar, tapi dengan adonan berbeda menjadikan serabi Pa Iyoy ini dicari, meski di sekitar banyak tukang serabi lain, tapi rasa entah kenapa berbeda.  Harganya pun terjangkau. 

Met makan serabi...! ---

Bandung: Serasa di Rumah ala 'The Nanny's'

(source: private)
Pertama kali melihat The Nanny's, dekorasinya menarik perhatian, yang akhirnya membuat kaki melangkah untuk mampir.  Interior serba kayu dengan nuansa putih dan bunga-bunga, menciptakan atmosfer rumah ala pedesaan berkonsep comfy.  Kesan pertama, tempat yang menyenangkan untuk menikmati sarapan pagi atau brunch.  Tidak heran, makanan didominasi aneka waffle dan pancake yang menggoda selera.
(source: private)


(source: private)

(source: private)

(source: private)

(source: private)

(source: private)





























































Mulai dari waffle atau pancake blueberry, apricot, coklat, pisang, ataupun original.  Harga makanan relatif sedang, tidak terlalu mahal, tapi juga tidak murah.  Sekali makan dengan menu lengkap, setidaknya harus mempersiapkan Rp 50 ribu. ---
(source: private)

Saturday, July 9, 2011

Bandung: Pizza Please! Play with Domino...


Sekitar awal Juli 2011 ini, saat berjalan-jalan di PVJ, terlihat kerumunan orang berdesakan di pojok dekat parkiran basement, tidak jauh dari eskalator menuju Sky Level.  Ternyata, semua mengantri demi pizza di Domino Pizza.  Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut akan rasa pizza, ikutlah dalam antrian memesan Sprinkle Turkey Pizza.

(source: private
(source: privat




















Bagaimana rasanya? Apa bedanya dengan pizza lain?
Pizza ini lebih crunchy, dengan jumlah keju yang lebih banyak, dan pilihan sauce yang tidak hanya satu jenis saja.  Cocok bagi yang tidak terlalu suka roti pizza yang tebal.. Not so bad lah!  Meski tidak terlalu istimewa, tapi ada keinginan untuk mencoba rasa lain yang ada. Maybe some other time.. ---

Bandung: Segala Rupa Jajanan di Kiosk

Pagi-pagi cari jajanan, beranjak ke kawasan Setiabudhi, The Kiosk di Setiabudhi Supermarket jadi tempat jajan pagi favorit.

(source: private)

(source: private)












                          (source: private)
(source: private)
(source: private














Menu jajan lengkap, mulai dari bubur ayam, nasi uduk, nasi kuning, nasi goreng dan masih banyak lagi... Tidak ketinggalan jajanan "kampung" seperti rujak beubeuk, tahu gejrot, aneka gorengan, dan lainnya lagi.  Semuanya dari penjaja makanan yang sudah dikenal.  Seperti nasi goreng bogarasa, serabi notokusuman, dan seterusnya.. Mesti datang dan merasakan sendiri suasananya.
(source: private)


(source: private)



(source: private)
(source: private)





































Bahkan di area supermarket, tersedia pula makanan khas seperti talam ubi, candil, donat, awug, kue-kue kering, dan.. dan.. dan.. banyak lagi... Satu tempat, beragam jajanan, plus suasana yang nyaman. ---

Bandung: Sate Kambing Gino, Empuk dan Meresap

Malam-malam makan sate hangat... Kemana ya? Banyak sih di pinggir jalan, tapi rasanya?

Kalau bingung, langsung saja arahkan perjalanan ke Jalan Sunda, di sebelah pom bensin setelah melintasi rel kereta, tepatnya di sebelah kanan jalan, mangkal warung sate Pak Gino.

Rasanya, lumayan enak... Penggemar sate kambing akan menyukai rasa daging yang empuk dan gurih.  Tanpa tambahan bumbu kecap ataupun kacang, bumbu sudah meresap ke tusukan daging.  

(source: private)
(source: private)












Untuk bumbunya, tersedia bumbu kecap yang bisa ditambahkan cabe rawit dan jeruk nipis.  Atau diaduk dengan bumbu kacang yang tidak terlalu kental.  Plus, sayur-sayuran sebagai penyegar rasa, ada timun, tomat, dan potongan kol... 

 Harganya terbilang standar, untuk 10 tusuk, dihargai sekitar Rp25 ribu... ---

Bandung: Cireng Cilok Cipaganti.. Cireng Tahan Lama

Cemilan serba hangat menggoda lidah khususnya saat malam menjelang... Tukang martabak yang siap membuat adonan tepung nan gurih, ataupun tukang gorengan yang sibuk memanaskan minyak... Seperti juga yang terlihat di pinggiran Jalan Cipaganti, bunyi minyak panas mendesis di keremangan malam, mengepulkan asap kompor, belum lagi bau harum saat adonan tepung kanji dimasukkan.. Tak lama, cemilan khas dengan nama Cireng itupun diangkat dan siap disajikan dengan bumbu kacang.
(source: private)
(source: private)





(source: private)

(source: private)

(source: private)



Penjual cireng Cipaganti sudah tidak asing lagi... Memiliki kekhasan rasa cireng yang tahan lama, meski tidak hangat lagi.  Dalam kondisi dingin, cireng tidak terasa keras, tetap kenyal di bagian dalam, dan kering di bagian luar.  Tidak heran, banyak orang mendatangi kawasan depan Kantor Pos Cipaganti itu.  Padahal kalau dipikir-pikir, harga cireng-nya tidak biasa alias mahal.  Satu buah cireng, dijual seharga Rp1.000,00.

(source: private)

Kini, penjual cireng Cipaganti pun mencoba jajanan lain yaitu Cilok.  Sama-sama dari tepung kanji, meski berbeda dalam cara memasak.  Cireng digoreng, dan cilok dikukus...  
Sejujurnya, rasa cilok-nya tidak seenak cireng.. Tapi keduanya worth to try! ---

Sunday, June 26, 2011

Bandung: Ala Jepang Makin Digemari

Makanan Jepang sudah jadi santapan harian yang digemari banyak kalangan.  Sampai-sampai, sushi pun hadir jadi makanan kaki lima.  Tentunya dengan kemasan dan penyajian yang berbeda.

Tidak heran, restoran Jepang makin banyak, makin beragam, bahkan banyak pula menawarkan harga khusus untuk ikut bersaing.  Bahkan, perluasan bangunan jadi bagian yang diperlukan untuk menampung jumlah pengunjung yang tambah banyak.

Beberapa diantaranya, Midori, Sushi Tei, Torigen, Sushi Groove, Tomo atau versi ala fast food seperti Pepper Lunch.  Cara menikmati makanannya pun jadi bagian gaya hidup yang terasa menyenangkan.  Apalagi, dengan meminimalisir gorengan, menjadikan makanan Jepang bisa mengurangi kadar kalori dan lemak yang masuk ke dalam tubuh. ---


Wagyu Teriyaki ---                                                         (source: private)

Salmon steak ---                                                            (source: private)

(source: private)


Hasil mixed ---                    (source: private)


Matcha, green tea ice ---                                            (source: private)

Vanilla ice dilapis coklat ---                        (source: private)

(source: private)
(source: private)


 Ayam dengan bumbu gurih dibungkus kulit pangsit --- (source: private)


















Bandung: Bebek Lagi.. Bebek Lagi...

Sepertinya Bandung makin dipenuhi para penjual bebek dengan aneka nama, ragam rasa, sajian, sambal, dan kemasan... Semua makin variatif... Mulai dari Bebek Borromeus pinggir jalan, yang dikenal karena letaknya yang dekat dengan Rumah Sakit Borromeus, atau Bebek van Java di sekitar Jalan Lombok dengan keunikan rasa sambal nan pedas, atau Bebek Garang di sekitar Jalan Braga dengan sambal yang juga tidak kalah pedas.  Selain itu, Bebek Ayayo di Jalan Bengawan dengan kol goreng nya yang khas.  Ada pula Dapur Bebek di Cikapundung, tidak jauh dari lokasi Dapur Bebek, terdapat Mie Jawa yang menawarkan bebek penyet dengan sambal panah yang membuat bibir memerah karena pedas...

Hampir semuanya menawarkan rasa yang tidak jauh berbeda, bebek dengan rasa kering, renyah, gurih, ditambah sambal pedas... Perbedaan rasa memang tidak terlalu kentara di lidah awam, mana yang lebih baik, jadi pilihan masing-masing...  Faktor lokasi dan suasana juga mungkin jadi penentu orang untuk memilih. ---
Versi Mie  Jawa dengan kremes, penyet, dan sambal pedas yang terasa panas. --- (source: private)

Ala Dapur Bebek ---                                                      (source: private)

Sambal tak bisa dipisahkan, rasanya mirip sambal Bebek van Java , pedas-gurih-berminyak --- (source: private)

Bandung: Ragam Roti Home Made Gempol

Jalan Gempol terasa senyap, sunyi, dingin... Dalam keremangan, terlihat asap bebakaran dari harumnya roti dari pojok Roti Gempol.  Menggoda selera untuk merasakan hangatnya roti bakar... 

Aneka roti ---                                                                   (source: private)

Roti Gempol ---                                                              (source: private)

  (source: private)

(source: private)

Aneka roti ---                        (source: private)

Fresh from the open ---                                                  (source: private)
Sambal asli --- (source: private)

Roti yang dibakar dibuat khusus home made.  Bahkan, tersedia roti bakar dari roti gandum, berbeda dari kebanyakan roti bakar yang hanya dibuat dari roti tawar biasa.  Spesial rasa roti bakar beraneka ragam.  Salah satunya roti bakar ayam keju spesial.  Harga yang ditawarkan pun tidak lebih dari Rp 10 ribu.  Tersedia pula sambal khusus untuk teman saat menikmati roti dengan rasa asin. ---

Pembakaran dimulai ---                                                   (source: private)

Hangat harum ---                  (source: private)

Roti bakar gandum isi kacang ---                                   (source: private)















Siap santap ---                     (source: private)