Saturday, April 16, 2011

"No String Attached", Kompromi Pada Komitmen

"Spend the weekend with super cute Ashton Kutcher in "No String Attached"..."
(source: internet)

I believe this is one of many best romantic Hollywood movie, except for the repeatedly non-commitment sex.  I think its just too much and distract the romantism... 

But for the whole idea, this drama romantic comedy is just romantic... Funny, sweet, romantic altogether. Especially the character of Adam (played by Kutcher).

Persistence guy sometimes annoying and easy to resist, but the way Adam character's been played, its just enough, persistence without being annoying (eventhough, I picture myself for annoying guy whose describe with Kutcher look alike, I think it's difficult to resist.  Thank God Ashton Kutcher role with it...)

Enough about Kutcher.. Here goes the story...

(source: internet)
Emma (Natalie Portman) telah berteman sejak kecil dengan Adam (Ashton Kutcher).  Meski hubungan mereka tidak terlalu dekat, tapi mereka seringkali bertemu secara tak terduga dan hal itulah yang mendekatkan mereka.

Adam sedang berada dalam fase hidup yang belum menentu, karir yang belum jelas dan kisah cinta yang tidak pasti.  Apalagi, dirinya baru putus cinta dan mengetahui mantan pacarnya berpacaran dengan sang ayah, Alvin (Kevin Kline).  Sedangkan Emma sedang menikmati rutinitas menjadi calon dokter dengan jam kerja padat tanpa waktu luang.  Tidak ada kamus berpacaran dalam pikirannya apalagi berkomitmen. 

Jadilah satu hubungan tanpa komitmen yang harus dijalani Adam dan Emma.  Adam membutuhkan pelarian, begitupun Emma.  Keduanya sepakat untuk menjalani hubungan tanpa komitmen apapun.  Friends with benefits! 

(source: internet)

Kelanjutan cerita mereka pun dapat terbaca.  Tidak semudah itu menjalani hubungan tanpa komitmen.  Apalagi perasaan atau hati seseorang tidak bisa diatur.  Dengan intensitas pertemuan yang terbilang sering, tercipta kedekatan, tapi berharap tidak terjadi apa-apa, apa mungkin? 

Perlahan-lahan, rasa itu tumbuh... Adam pun menunjukkan perhatian dan romantisme laki-laki yang seharusnya bisa membuat perasaan wanita luluh.  Tapi Emma, terus menerus berupaya lari dari kenyataan, dan tidak membuka hatinya untuk Adam.  

(source: internet)
(source: internet)
Sutradara Ivan Reitman berhasil menciptakan plot film yang memang menyentuh, didukung dengan dialog-dialog pintar yang bermakna, lucu sekaligus cerdas.  Chemistry antara Natalie Portman dan Ashton Kutcher pun tergambarkan dengan baik.

Hasilnya, menurut Wikipedia.org (19.10 WIB, Sabtu, 16 April 2011), hingga kini, "No String Attached" telah menghasilkan lebih dari USD 70 juta di Amerika Serikat dan USD 142 juta di seluruh dunia.  Angka fantastis untuk genre film komedi romantis.

Sweet, sweet, sweet story... For several times, the audience said "aahhh", to show the affection for Adam and Emma. I remember one line, which Adam said to Emma, he said: "I'm warning you, if you take one step closer, I'm never letting you go." 

Will Emma get closer? ---

(source: internet)

Again, Thai Movie Continues to "Attack" With The Latest "Suck Seed"

Teenager, friendship, and puppy love... Together are inseparately...
In addition of music, its all become a complete spirited teenagers period.

I remember the time when life before 17 was, the high school momento.. ;) 
Music has had been a role of act.  Singer was the model... Band was the idol...
Created a band and performed in certain events were ways for getting all the attention.

That's the idea of "Suck Seed"!
Perfect short period of teenage life is to be popular, puppy love comes true, and win the competition...

(source: internet)
Sutradara Chayanop Boonprakob menggambarkan ambisi remaja yang penuh mimpi dalam "Suck Seed".  Mimpi untuk meraih cita dan cinta.

(source: internet)
Ped (Jirayu La-ongmanee) dan Koong (Pachara "Peach" Chirathivat) telah bersahabat sejak kecil.  Suatu ketika, Koong mengajak Ped membentuk band, dengan harapan mereka bisa menjadi populer.  Ped pun mengiyakan, meski ragu dengan kemampuannya sendiri.  Untuk melengkapi, mereka mengajak Ex (Thawat Pornrattanaprasert) ikut bergabung sebagai drummerLahirlah "Suck Seed", yang artinya dari benih para pengecut, akan melahirkan kesuksesan (succeed).  Mereka pun berupaya membuktikan kemampuan dalam ajang kompetisi band yang akan digelar. 

(source: internet)
Ped yang awalnya ragu, menjadi semangat kala mengetahui Ern (Natcha Nualjam) ikut bergabung dalam band mereka. Ern adalah cinta pertamanya.  Cinta itu telah tumbuh sejak dia masih kecil.  Meski ada kesempatan, tapi Ped tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. 
Tidak mudah menjadi remaja pemalu yang tidak bisa gamblang mengungkapkan isi hati.  Ped pun mencoba menuangkan perasaannya dalam lagu yang ia ciptakan untuk mengikuti kompetisi musik.  Dalam upayanya itu, Ped ternyata harus dihadapkan pada kenyataan kalau ternyata Koong juga menyukai Ern. 

Konflik cinta segitiga khas remaja yang digambarkan secara manis.  Gelak tawa sesekali hadir mengingat penyajian film yang dibuat comical.  Film remaja yang menginspirasi untuk selalu berjuang tidak pantang menyerah, dan selalu menghargai arti persahabatan.

Seberapa bagus film ini? Wikipedia.org (16.27 WIB, Sabtu, 16 April 2011)  menyebutkan film ini menghasilkan 38,04 juta baht  (sekitar Rp 11,4 milyar) saat pemutaran di minggu pertama dari sejak release di 17 Maret 2011.---






Wednesday, April 13, 2011

West Java: Getaway Beach of Ranca Buaya

Bicara pantai, nomor satu yang orang sebut, Kuta...
Yap, tidak aneh lagi buat kita orang Indonesia.. Kuta dan Bali tidak bisa dipisahkan dari keindahan alam Indonesia.. Tidak heran, Andre Hehanusa pun memilih Kuta Bali jadi bagian romantisme lagu yang dinyanyikannya...

Tapi, saya tidak bermaksud membicarakan tentang Bali dan keindahan alamnya yang sudah mendunia.  Kita berhenti sampai disini...

(source: private)
Indonesia negara kepulauan yang dikelilingi laut nan luas, tentu saja pantai nya tidak cuma satu.. Many beaches exist in Indonesia. Not just beach, but beautiful beach!  Salah satunya, di Provinsi Jawa Barat terdapat pantai kebanggan yang seringkali jadi "trending topic", sebut saja Pangandaran dan Pelabuhan Ratu.  Ramainya Pangandaran dan Pelabuhan Ratu yang tidak dibarengi tanggung jawab menjaga keindahan alamnya, menjadikan pantai berkurang kecantikannya... Seakan menua dan membutuhkan peremajaan...


Pecinta pantai, beranjak mencari pelarian lainnya.. Dimana lagi ada pantai indah di Jawa Barat?  Saya bersama rombongan di tahun 2009 lalu, menyusuri pantai selatan... Melewati jalanan yang menanjak seakan tiada henti, tibalah di pantai nan indah, jernih, yang minim sentuhan manusia...


Ranca Buaya...

(source: private)
(source: private)
(source: private)

Lokasinya bisa ditempuh melalui jalur Pangalengan atau Garut.  Melewati kebun teh atau persawahan nan hijau.. It's just beautiful..

Tapi harus diingat, demi keamanan, baiknya banyak bertanya mengenai medan perjalanan yang memang sulit bagi amatir.  Jalanan kecil, terjal, melewati tebing-tebing curam, dan berbelok belok..

Kesulitan perjalanan berbuah manis... Pantai indah menghampar di hadapan mata.. Pantai yang menurut saya, tidak kalah dari keindahan Kuta Bali yang begitu dibanggakan orang. ---


(source: private)
(source: private)
---Gua Kelelawar                                                       (source: private)
---Gua Kelelawar                                 (source: private)


(source: private)
















Sukabumi: The Nature of Situ Gunung

 (source: private)
Indonesia kaya, Indonesia indah...
Setuju!  Saya sependapat dengan hal itu... 

Sekedar melarikan pikiran dari keruwetan ibukota, saya mengingat pengalaman saat berkemah di Situ Gunung, Sukabumi tahun 2007 lalu... Cuaca segar, pemandangan serba hijau, dan suasana yang masih alami, terlintas di benak...

Tidak jauh dari Bandung, dan tidak jauh juga dari Jakarta.. Menuju lokasi dapat ditempuh jalur darat.  Sesampainya di tempat tujuan, kendaraan harus diparkir cukup jauh, dan jalan kaki jadi satu-satunya pilihan untuk bisa menuju area perkemahan. 

--- Situ Gunung.                                                                                                                                                                   (source: private)
Apa saja yang ada di Situ Gunung?
Pertama, tentunya keberadaan situ yang cukup besar dan dikitari padang rumput dan pepohonan rimbun.. Refresh yourself!
Kedua, perkampungan warga yang masih alami..
Ketiga, sawah-sawah yang mengelilingi pegunungan..


--- Serba hijau.                                                                                    (source: private)
--- Tenda bintang 5.                                                                            (source: private)

Liburan sederhana ini akan terasa seru jika dilakukan bersama teman-teman tentunya.. Keindahan alam, kesegaran udara, kebersamaan teman, dibarengi makanan khas dan api unggun... Semuanya bisa jadi cerita mengesankan... ---


Tuesday, April 12, 2011

What is it With Thai Movies Nowaday?

"Negeri Gajah Putih ini mulai menggempur pasar bioskop Indonesia dengan berbagai alternatif jenis film.  Tidak lagi identik dengan film horor, tapi juga drama, komedi, hingga action.  Bahkan, film-film nya berhasil bertahan berminggu-minggu di bioskop Indonesia.  Seperti yang masih diputar hingga saat ini, "Crazy Little Thing Called Love", yang bertahan lebih dari 8 minggu dan diputar di Blitz Megaplex.  Film lainnya, yang juga sempat "menghebohkan adalah "Hello Stranger".  Kedua film ini meraih sukses di negara asalnya, juga di negara-negara Asia lainnya.  Kesamaan antara keduanya, film ini mengangkat realita yang terjadi di masyarakat umumnya, dan disajikan dengan begitu menyentuh, terasa nyata.  Tidak hanya itu, wajah dan penampilan aktor berwajah tampan dan aktris berparas cantik, tidak dipungkiri, menjadi salah satu nilai jual yang membuat orang menonton atau sekedar melirik poster film yang terpajang."

"B.K.O: Bangkok Knockout", Pertaruhan Para Petarung
(source: internet)

Menyaksikan trailer “B.K.O : Bangkok Knockout”, film ini menjanjikan pertunjukan koreografi aksi yang hebat, menegangkan, berbahaya, dan realistik.  Tidak hanya itu, koreografi aksi disajikan tidak seperti kebanyakan, ada ide-ide original dalam rangkaian adegan-adegan.  Karya Sutradara Morakot Kaewthanee dan Panna Rittikrai ini memang menjadikan aksi-aksi berbahaya dan menegangkan sebagai nilai jual utama film ini.    

Film ini menceritakan sekelompok orang yang tergabung dalam klub petarung.  Dengan kemampuannya, mereka dijanjikan untuk tampil dalam film Hollywood.  Tapi ternyata, mereka dijebak untuk bertarung secara nyata di arena sungguhan, melawan para petarung lain.  Pertarungan berdarah, dengan hilangnya nyawa jadi taruhan.  Beberapa pemeran “B.K.O : Bangkok Knockout” diantaranya Poonyapat Boonkunchanok, Chatchapol Kulsiriwoottichai, Sarawoot Kumsorn, Sumret Muangput, Sorapong Chatree, Kazu Patrick Tang, Punchong Sartnork, Supaksorn Chaimongkol, dan Sena Hoi.

Meski sesuai janjinya film ini menawarkan aksi yang menegangkan, sayangnya lemah dari sisi cerita dan akting para pemeran.  Kesan setelah menonton film ini serasa melihat pertunjukan stuntshow yang menegangkan, bukan film yang mengesankan. ---


“Best of Times”, Manis dan Pahitnya Cinta
(source: internet)
Tidak mudah melupakan cinta mendalam yang pernah dialami.  Semakin ingin melupakan, semakin mengingatnya.  Sebaliknya, semakin ingin mengingat, hal itu bisa jadi terlupakan.  Hal inilah yang ingin digambarkan Sutradara Yongyoot Thongkongtoon dalam “Best Of Times”.  
Dikisahkan, Keng (Arak Amornsupasiri) mengalami pertemuan kembali dengan cinta pertamanya, Fai (Yarinda Bunnark).  Keng melepaskan cinta pertamanya itu karena Fai telah menjadi milik Ohm (James Alexander Mackie), sahabatnya sendiri.  Kabar bahwa Fai telah bercerai dari Ohm, mendekatkan Keng dan Fai.  Keng kembali merasakan debar-debar itu, sementara itu Fai belum bisa melupakan Ohm.  Pergulatan perasaan pun dialami keduanya. 
Lain cerita, pasangan Sompit (Sansanee Watananukul) dan Jamrat (Krissana Sreadthatamrong) yang telah berusia lanjut kembali menemukan gairah hidupnya saat mereka merasakan getar-getar cinta diantara keduanya.  Bahkan, perjalanan berjam-jam ditempuh Jamrat setiap harinya, demi bisa bertemu Sompit.  Tetapi, kisah mereka tidak berjalan mulus.  Sompit yang akan pindah ke Amerika mengalami dilema.  Apalagi, ternyata, Jamrat divonis menderita Alzheimer.
Akankah cinta mereka bersatu?  Tapi bagaimanapun, selalu ada kesempatan kedua untuk meraih cinta. Film drama romantis ini menyentuh, terasa nyata dan digambarkan begitu manis. ---


“The Little Comedian”, Cinta Seorang Pelawak Cilik
(source: internet)

Karya Sutradara Wittaya Thongyuyong dan Mes Tharathorn ini menghadirkan kisah membumi tentang anak yang terlahir di keluarga pelawak.  Meski semua anggota keluarganya bisa melawak, sang anak memiliki selera humor yang tidak mampu mengundang tawa.
Anak itu bernama Tock (Chawin Likitjareonpong).  Tock begitu sedih menyadari kalau dirinya tidak lucu.  Bahkan, Salmon sang adik (Nichapat Jaruratanawaree), lebih lucu dari dirinya.  Dan, Plern, ayahnya (Jaturong Pholaboon), begitu membanggakan Salmon sebagai anak pelawak.  Salmon pun selalu ikut dalam pertunjukan lawak grup komedi sang ayah.
Dalam kesedihannya, Tock merasa senang saat ada yang tertawa akan lawakannya.  Orang itu adalah Ice, dokter kulitnya (Paula Taylor).  Tock yang baru berusia 13 tahun pun jatuh hati pada sang dokter yang berusia 12 tahun lebih tua darinya.  Berbagai upaya ditempuh untuk mendekati sang dokter.  Kelucuan dan keharuan mewarnai setiap tindakan yang dilakukan Tock untuk menunjukkan rasa sukanya.  Komedi segar dengan ide cerita yang tidak umum... ---



“Crazy Little Thing Called Love”, Debaran Cinta Pertama


(source: internet)
Cinta pertama, itulah yang ingin digambarkan Sutradara Putthiphong Promsakha dan Wasin Pokpong dalam film “A Crazy Little Thing Called Love” atau “First Love”.  Pengalaman saat diam-diam memperhatikan orang yang kita suka, rasa berdebar-debar saat bertemu, dan selalu merasa bahagia untuk kejadian sekecil apapun. 
Nostalgia perasaan itu digambarkan dalam sosok Nam (Pimchanok Luevisetpaibool) dan Shone (Mario Maurer).  Nam adalah seorang gadis yang tidak terlalu menonjol di sekolahnya, tetapi menyukai Shone, seorang bintang sekolah yang tampan, baik hati, dan jago olah raga.  Sekuat tenaga Nam berusaha membuat Shone memperhatikannya.  Bahkan, Nam melakukan perubahan-perubahan diri yang membuatnya tampil berbeda.
Perlu keberanian dan tekad kuat agar bisa menyatakan perasaan terpendam itu.  Beranikah Nam menyatakan perasaannya?  Akankah Shone menerimanya? Kisah sederhana dan kocak yang menyentuh hati… Diperankan bintang Thailand yang sedang bersinar, Mario Maurer, dan Pimchanok Luevisetpaibool, pendatang baru yang diprediksi menjadi calon bintang. ---

"Cool Gel Attacks", Bersatu Hadapi Serbuan Alien
(source: internet)

Film yang lucu! Tawa seakan tidak berhenti dari awal hingga akhir film...

Dikisahkan benda asing jatuh dari langit.  Benda asing itu berbentuk seperti gel berwarna biru. Rumah seorang tukang bakpau bernama Teerachai (Jaturong Phoboon), juga kejatuhan gel biru tersebut.  

Tak terduga, gel biru tersebut membesar dan menjadi monster yang mematikan.  Teerachai berupaya membasmi mahluk biru tersebut.  Tidak hanya upaya untuk menghadapi gel biru itu, Teerachai juga harus menghadapi perseteruan dengan tetangganya, Maew (Jim Chuanchen), seorang pengusaha es batu.  Belum lagi keponakan Maew, Sommhai (Fred Nattaphong) diam-diam menaruh hati pada putri Teerachai, Moo Dong (Peak Pattarasaya). Apa upaya yang mereka lakukan untuk membasmi gel biru tersebut? ---


“Hello Stranger”, Perjalanan Berbuah Cinta

(source: internet)
Hebohnya “demam” Korea atau dikenal juga dengan Korean Wave, menulari seorang perempuan muda, sebut saja May (Neungtida Sophon), yang begitu berani melakukan perjalanan backpacker sendirian ke Korea dengan niat mengunjungi lokasi syuting drama Korea yang ditontonnya.  Bahkan berbohong pada pacarnya yang begitu protektif.  Tetapi pada akhirnya, setelah kebohongan May diketahui pacarnya, hubungan mereka pun berakhir. 
Dalam kesendiriannya, May berkenalan dengan Darng (Chantavit Dhanasevi), seorang lelaki muda yang baru saja tersakiti karena ditinggalkan kekasihnya.  Seharusnya Darng pergi dengan mantan kekasihnya, tetapi akhirnya pergi sendiri karena hubungannya berakhir.
Sama-sama mengalami kondisi sedih putus cinta, mereka berbagi banyak cerita dalam perjalanannya itu.  Keduanya pun menjadi makin dekat.  Tanpa disadari, hanya dalam waktu singkat, tumbuh rasa suka dan berkembang menjadi cinta. 
Sedikit banyak, jalan cerita tentu sudah bisa tertebak...  Jalannya cerita mengalir secara alami, dengan adegan-adegan konyol mengundang tawa, terasa nyata seperti layaknya keseharian hidup. ---


“Bangkok Traffic (Love) Story”, Pencarian Cinta di Usia 30
(source: internet)

Ide cerita film ini sederhana, dengan penggambaran yang realistis, menyentuh realita hidup warga Kota Bangkok, khususnya wanita pekerja.  Saat ini banyak wanita bekerja dan mandiri.  Dampak dari kemandirian, banyak wanita pekerja yang belum mendapatkan pasangan, padahal usia telah mencapai kepala tiga.  Realita ini yang berusaha digambarkan melalui BTLS.
Kisah dimulai dengan kesedihan Li (Sirin Horwang atau dikenal juga Chris Horwang), yang merasa kesepian melajang di usianya ke-30.  Apalagi teman-temannya sudah menikah.  Suatu ketika, dalam kesedihannya, tanpa sadar mobil yang dikemudikannya menabrak pinggiran jalan dan hampir mengenai warung pinggir jalan.  Saat itulah, Li bertemu dengan Loong (Theeradej Wongpuapan), seorang engineer di BTS Skytrain System.  Loong yang tampan dan simpatik berhasil menarik hatinya.
Sejak itu, Li bertekad untuk menjadikan Loong sebagai kekasihnya.  Perjuangan Li tidaklah mudah, kesialan demi kesialan menghampirinya.  Belum lagi, keluguan dan kekonyolan sikap Li saat bertemu Loong.  Semuanya menjadi kelucuan yang mengundang tawa.  Lalu lintas Bangkok menjadi saksi perjuangannya. ---

Little Fockers, Segala Cara Demi Keutuhan Keluarga

--- Robert de Niro dan Ben Stiller
(source: internet)

Jakarta: Moving Out, Moving In

Fun in Bandung.
Enjoy at Jakarta. 

Kalau kita orang Bandung, bicara Jakarta identik dengan kota panas, macet, ramai... Orang Bandung pasti bilang, teu aya tempat saraos di Bandung!

That's how I feel... Tapi, bagaimanapun, kita harus berani keluar dari comfort zone. Pastinya, harus selalu be positive..

So, jalan-jalan di Jakarta jadi aktivitas untuk adaptasi dan mengenali sisi positif kota besar yang jadi ibu dari kota-kota lain di negara kita ini.

Jalan-jalan di Jakarta? Apa enaknya?  Kemana baiknya? Macet lagi...

Kemacetan Jakarta, itu sudah basi untuk dibahas.  Fakta memang menyatakan dan memperlihatkan kalau Jakarta macet dimana-mana.  Kala macet, busway jadi super hero yang menyelamatkan hari! Meski dengan tampilan apa adanya, tapi busway lebih baik dari bis lain pada umumnya.  Tarif bersaing, jalur banyak, akses mudah, kapasitas lumayan, dan pastinya bebas macet.  Jadi, alternatif berjalan-jalan untuk sekedar ingin tahu Jakarta, bisa memanfaatkan kendaraan satu ini.

Jalan kemana?

Seperti layaknya Singapura yang bisa mengangkat Orchard Road sebagai area tujuan wisata, Jakarta juga sebetulnya ada potensi untuk mengangkat wisata mall to mall sebagai tujuan wisata.  Mungkin bukan untuk wisatawan mancanegara, sementara, target domestik sudah cukup.
Bundaran HI kala malam ---                                          (source: private)

Keramaian sekitar Kempinski dan Grand Indonesia ---  (source: private)

Berdekatan dengan lokasi icon Jakarta, Monas dan Bunderan HI, Grand Indonesia dan Plaza Indonesia bisa jadi pilihan.  Seperti kawasan Braga di Bandung, banyak orang seringkali menjadikan area sekitar Grand Hyatt Bunderan HI sebagai area untuk berfoto atau jadi meeting point bareng teman-teman.  Area tersebut cukup ramai, bahkan selepas pukul 23.00 WIB.  Adanya pos polisi dan taksi-taksi yang beredar sampai cukup larut, menjadikan area tersebut cukup aman untuk dijadikan tempat kongkow sampai malam.



Kalau menyusuri busway dari Bunderan HI, selanjutnya dapat berhenti di halte busway Setiabudhi dan singgah di Setiabudhi Building, pusat cafe dan restoran di Jakarta yang banyak dikunjungi orang kantoran.  Beraneka menu makanan ada di sini.  Jika malas berjalan-jalan dan sekedar ingin ngopi, Setiabudhi mungkin bisa jadi pilihan.

Pemberhentian berikutnya, bisa mampir di Plaza Semanggi, dan berhenti di halte busway Bendungan Hilir.  Plaza Semanggi dikenal dengan banyaknya barang murah seperti barang-barang Korea, China, dan masih banyak lagi.  Tidak hanya itu, untuk hang out kala malam, Plaza Semanggi menawarkan skydining, restoran yang berada di lantai rooftop.

Kalau mau beranjak lebih jauh lagi dalam jalur yang sama, di halte busway Ratu Plaza, dapat berhenti dan berjalan ke arah belakang gedung Ratu Plaza untuk menuju ke Senayan City dan Plaza Senayan.  Banyak orang Bandung, seringkali memilih Plaza Senayan sebagai tempat tujuan belanja.  Memang banyak pilihan.. Sogo dan Metro di Plaza Senayan, atau Debenham di Senayan City.  Kadang di Jakarta pun menawarkan diskon yang tidak ada di Bandung.

Mal di Jakarta memiliki ukuran yang cukup besar dibanding mal yang ada di Bandung.  Jadi, untuk sekedar window shopping atau hang out bersama teman, wisata mal ini bisa jadi pilihan.

Salah satu sudut temaram Kota Tua - (source: mangibro)
Selain kita bicara wisata mall to mall, Jakarta sebagai ibukota tentunya memiliki banyak bangunan historis.  Satu yang berkesan dari Jakarta adalah keberadaan Kota Tua, yang bisa menjadi salah satu tujuan wisata sejarah.  Kota dengan banyaknya bangunan-bangunan tua yang sudah rapuh, bahkan ada beberapa yang hampir rubuh.  Tetapi, semua dipertahankan apa adanya, bagaimanapun itu merupakan bangunan heritage yang harus dijaga dan dilestarikan.  Tidak heran, banyak orang asing yang berdatangan ke Kota Tua ini.  Jika ingin menuju Kota Tua dengan menaiki busway, dapat memilih tujuan Kota.


Atau, Gedung Arsip Nasional.. Gedung yang seringkali dijadikan area foto-foto.  Bangunan lama bersejarah yang menyimpan "harta karun" bangsa.  Gedung ini juga dijadikan area olah raga di pagi hari, mulai dari jogging ataupun taichi.
Bangunan heritage Gedung Arsip Nasional ---          (source: private)




















Menu bersantan khas Kopitiam - (source: mangibro)
Icon lain yang tidak asing lagi, tentunya Monumen Nasional (Monas).  Jika berada di Bunderan HI, bisa menaiki busway tujuan Kota dan berhenti di halte Monas.   

Kuliner... Kuliner... Kuliner... Kemana nguliner di Jakarta? Satu yang pernah saya kunjungi, Kopitiam KL Village di Jalan Sabang/Jaksa.  Tempat yang cukup ramai dengan makanan khas Malaysia murah meriah.  
Kopitiam Jalan Jaksa ---   (source: private)














Satu lagi, tanpa sengaja saat melewati Semanggi, terlihat Pujasera lumayan lengkap.  Rasanya lumayan, harga juga terbilang murah... Kalau tidak salah, namanya Kantin Hidayatullah...
Kantin murah meriah di area perkantoran ---  (source: private)
Menu kantin yang lumayan lengkap ---        (source: private)

Apa lagi yaa..? Sampai saat ini, mungkin hanya itu yang bisa dibagi.  Intinya, ternyata, orang Bandung juga bisa menikmati Jakarta...  Kenapa tidak orang Bandung "balas dendam" dan bikin Jakarta tambah macet?  Enjoy Jakarta... ;)